UBUD, KOMPAS.com - Sebagai salah satu destinasi pilihan wisatawan lokal maupun mancanegara, Bali memang menawarkan berbagai lokasi wisata, baik itu wisata kuliner, belanja, alam, maupun seni budaya.
Hampir semua wilayah di Bali mengembangkan potensi wisatanya. Tidak terkecuali Ubud yang menjadi salah satu destinasi favorit para wisatawan yang berkunjung ke Bali.
Ubud terkenal sebagai tempat yang menawarkan keindahan alam dan keragaman seni budaya Bali. Selain berada di dataran tinggi Bali sehingga lebih berhawa sejuk, Ubud masih mempertahankan tata kotanya yang mengikuti kontur alam.
"Jarang sekali saya menemukan bangunan baik itu rumah penduduk, tempat ibadah ataupun hotel yang dibangun dengan cara meratakan lahan terlebih dahulu. Di sini (Ubud) kebanyakan bangunan mengikuti kontur tanah di Ubud," Kata Christopurus Yulianto, Director of Sales & Marketing Sens Hotel and Spa Conference Ubud Town Centre, Sabtu (28/11/2015).
Jalanan yang sempit serta penuh dengan galeri seni serta tempat makan khas Bali menjadi pemandangan umum di Ubud. Bahkan Anda bisa menemukan galeri lukis ataupun kerajinan perak di tengah-tengah pemantangan sawah.
Seperti apa tiga hari di Ubud? Selama tiga hari, KompasTravel"menikmati" Ubud dari sisi keindahan alam, budaya, kuliner hingga seni. Kesimpulannya, jangankan sehari wisata di Ubud, tiga hari di Ubud pun tak akan cukup menjelajahi kemolekannya.
Christo mengatakan bahwa untuk menikmati Ubud tidak cukup cuma sehari apalagi hanya sekedar berkunjung dalam hitungan jam. Jika wisatawan mau menetap lebih lama, maka mereka bisa menikmati wisata di Ubud baik yang mainstream maupun anti-mainstream.
Cobalah menikmati Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku di Jalan Raya Kedewatan, Ubud Bali. Dari depan, rumah makan ini terlihat kecil, tetapi di belakangnya ada halaman luas lengkap dengan saung dan meja untuk para tamu makan.
Sekilas menunya seperti nasi campur khas Bali yang diberikan sayur lawar, sate lilit, telur, dan kacang, tapi ada tambahan potongan daging ayam suirnya dan bumbu kuahnya.
Selanjutnya mengikuti cooking class. Ya, mengikuti kelas memasak menjadi salah satu pengalaman yang digemari oleh para wisatawan selama berada di Ubud. Ada banyak tempat untuk mengikuti kelas memasak, salah satunya cooking class membuat sayur lawar dan sate lilit di Sens Hotel and Resort.
Bersama seorang koki yang mendampingi, wisatawan tinggal mengikuti langkah-langkah untuk membuat menu khas Bali tersebut. Mulai dari mencincang, meracik bumbu, hingga menyajikannya.
Malam harinya tonton keluwesan para penari Bali di Balerung Stage. Setiap malam selalu ada pagelaran tari bagi wisatawan di Ubud. Selama satu jam lebih kami dihibur dengan berbagai jenis tarian bali.
Jangan ragu untuk bangun pagi dan menikmati pengalaman bersepeda di area persawahan di Ubud. Ada banyak operator yang menyediakan jasa bagi wisatawan untuk bersepeda dan menikmati keindahan alam.
Menariknya Anda bisa menemukan tempat makan ataupun galeri seni persis di pinggir sawah yang menjadi jalur Anda bersepeda ataupun kawanan bebek yang sedang berjemur.
Seusai bersepeda kunjungi galeri I Made Ada, seorang pematung burung garuda yang terkenal. Di sana Anda bisa saja langsung dengan I Made Ada yang sangat bersemangat menceritakan setiap patung yang dibuatnya.
Setelah itu, cobalah nikmati kopi luwak di Bali Pulina. Tempatnya yang berada di pinggir bukit ini menyajikan keindahan pematang sawah dan jika cuaca cerah Anda bisa menikmati sunset di tempat ini.
Hari ketiga kunjungi Setia Darma House of Masks and Puppets. Galeri ini menyimpan sekitar 1.300 topeng dan 5.300 wayang yang dikumpulkan dari Indonesia dan sejumlah negara di dunia.
Usai berkunjung dari rumah topeng dan wayang, sempatkan diri untuk makan nasi campur khas Bali di rumah makan Ibu Rus.
"Tidak banyak yang tahu tempat makan nasi campur ini, karena lokasinya agak menyempil. Tapi jika ingin merasakan sensasi menikmati nasi campur dengan suasana rumahan, ya di tempat ini," kata Christopurus Yulianto, Director of Sales & Marketing Sens Hotel and Spa Conference Ubud Town Centre.
Hampir semua wilayah di Bali mengembangkan potensi wisatanya. Tidak terkecuali Ubud yang menjadi salah satu destinasi favorit para wisatawan yang berkunjung ke Bali.
Ubud terkenal sebagai tempat yang menawarkan keindahan alam dan keragaman seni budaya Bali. Selain berada di dataran tinggi Bali sehingga lebih berhawa sejuk, Ubud masih mempertahankan tata kotanya yang mengikuti kontur alam.
"Jarang sekali saya menemukan bangunan baik itu rumah penduduk, tempat ibadah ataupun hotel yang dibangun dengan cara meratakan lahan terlebih dahulu. Di sini (Ubud) kebanyakan bangunan mengikuti kontur tanah di Ubud," Kata Christopurus Yulianto, Director of Sales & Marketing Sens Hotel and Spa Conference Ubud Town Centre, Sabtu (28/11/2015).
Jalanan yang sempit serta penuh dengan galeri seni serta tempat makan khas Bali menjadi pemandangan umum di Ubud. Bahkan Anda bisa menemukan galeri lukis ataupun kerajinan perak di tengah-tengah pemantangan sawah.
Seperti apa tiga hari di Ubud? Selama tiga hari, KompasTravel"menikmati" Ubud dari sisi keindahan alam, budaya, kuliner hingga seni. Kesimpulannya, jangankan sehari wisata di Ubud, tiga hari di Ubud pun tak akan cukup menjelajahi kemolekannya.
Christo mengatakan bahwa untuk menikmati Ubud tidak cukup cuma sehari apalagi hanya sekedar berkunjung dalam hitungan jam. Jika wisatawan mau menetap lebih lama, maka mereka bisa menikmati wisata di Ubud baik yang mainstream maupun anti-mainstream.
KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZESPeserta kelas memasak di Sens Hotel and Spa Conference Ubud Town Centre di Ubud, Bali,
Hari pertamaCobalah menikmati Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku di Jalan Raya Kedewatan, Ubud Bali. Dari depan, rumah makan ini terlihat kecil, tetapi di belakangnya ada halaman luas lengkap dengan saung dan meja untuk para tamu makan.
Sekilas menunya seperti nasi campur khas Bali yang diberikan sayur lawar, sate lilit, telur, dan kacang, tapi ada tambahan potongan daging ayam suirnya dan bumbu kuahnya.
Selanjutnya mengikuti cooking class. Ya, mengikuti kelas memasak menjadi salah satu pengalaman yang digemari oleh para wisatawan selama berada di Ubud. Ada banyak tempat untuk mengikuti kelas memasak, salah satunya cooking class membuat sayur lawar dan sate lilit di Sens Hotel and Resort.
Bersama seorang koki yang mendampingi, wisatawan tinggal mengikuti langkah-langkah untuk membuat menu khas Bali tersebut. Mulai dari mencincang, meracik bumbu, hingga menyajikannya.
Malam harinya tonton keluwesan para penari Bali di Balerung Stage. Setiap malam selalu ada pagelaran tari bagi wisatawan di Ubud. Selama satu jam lebih kami dihibur dengan berbagai jenis tarian bali.
Tribun BaliBali Pulina
Hari keduaJangan ragu untuk bangun pagi dan menikmati pengalaman bersepeda di area persawahan di Ubud. Ada banyak operator yang menyediakan jasa bagi wisatawan untuk bersepeda dan menikmati keindahan alam.
Menariknya Anda bisa menemukan tempat makan ataupun galeri seni persis di pinggir sawah yang menjadi jalur Anda bersepeda ataupun kawanan bebek yang sedang berjemur.
Seusai bersepeda kunjungi galeri I Made Ada, seorang pematung burung garuda yang terkenal. Di sana Anda bisa saja langsung dengan I Made Ada yang sangat bersemangat menceritakan setiap patung yang dibuatnya.
Setelah itu, cobalah nikmati kopi luwak di Bali Pulina. Tempatnya yang berada di pinggir bukit ini menyajikan keindahan pematang sawah dan jika cuaca cerah Anda bisa menikmati sunset di tempat ini.
KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZESTopeng-topeng koleksi ditata di House of Masks and Puppets Setia Darma, Jalan Tegal Bingin, Mas, Ubud, Gianyar Sub-District, Bali, Minggu (29/11/2015). Ada sekitar 1300 topeng yang menjadi koleksi di tempat ini.
Hari KetigaHari ketiga kunjungi Setia Darma House of Masks and Puppets. Galeri ini menyimpan sekitar 1.300 topeng dan 5.300 wayang yang dikumpulkan dari Indonesia dan sejumlah negara di dunia.
Usai berkunjung dari rumah topeng dan wayang, sempatkan diri untuk makan nasi campur khas Bali di rumah makan Ibu Rus.
"Tidak banyak yang tahu tempat makan nasi campur ini, karena lokasinya agak menyempil. Tapi jika ingin merasakan sensasi menikmati nasi campur dengan suasana rumahan, ya di tempat ini," kata Christopurus Yulianto, Director of Sales & Marketing Sens Hotel and Spa Conference Ubud Town Centre.
Penulis | : Roderick Adrian Mozes |
Editor | : Ni Luh Made Pertiwi F |